Pernah diriku BAK (buang air kecil alias kencing) disatu tempat umum. Setelah tetes terakhir dan terasa lega dibagian bawah perut akupun pijit tombol agar keluar air, aku mau cebok. Ternyata air setetes pun tak keluar.
Kipijit lagi tombol itu, berulangkali kupijit tak juga keluar air. Urinoir sebelah kiri-kanan penuh diapakai orang-orang bahkan yg mau pakai urinoir sampai antri, kayak antri tiket dan tak kunjung selesai.
Serasa sudah terlalu lama aku berdiri dalam keadaan seperti orang yg sedang BAK, maka aku stop anakg bertopi hitam yg mau BAK di urinoir sebelah kanan saya. Beruntung saya, anak bertopi hitam itu sepertinya tidak sedang kebelet BAK, ia menyilahkan secara sopan untuk saya agar bisa cebok di urinoir yg akan ia gunakan. Anak itu pindah dan BAK di urinoir yg saya tinggalkan.
Di urinoir yg saya pakai kali ini airnya cukup deras mengalir, saya bisa cebok secara layak. Ehh, ketika saya lihat kekiri urinoir yg saya tinggalkan dan dipakai anak beertopi hitam itu ternyata keluar air juga seperti urinoir2 yg lain.
"Oom kurang nekan waktu pijit tombol ini," kata anak bertopi hitam itu yg kubalas dengan senyumanku.
"Ahh, dasar jemari aku aja yg yg terlalu lembut!" gumamku dalam hati.*