Rapat siang itu yang dipimpin oleh Drs. Surdada SH
benar-benar bisa dikatakan isinya hanya “baku-hantam” antara pihak Pemilik
Proyek (Client) dengan Kontraktornya.
Pihak Client hanya bisa menyalahkan pihak
Kontraktor atas semua keterlambatan penyelesaian sebuah proyek. Pihak
Kontraktor yang dikomandani Ir. N. Dhemo berusaha bertahan dan bahkan berani
menyerang balik pihak Client.
Suasana saling serang dan panas sudah berlangsung hampir satu jam. Pihak Client yang
dikomandani Drs Surdada SH sedikitpun tak mau mengakui kekeliruan-kekeliruan
yang dibuat para anak buahnya di lapangan. Sebaliknya Ir. N. Dhemo dengan bermuka
merah darah membela mati-matian segala upaya yang telah dilakukan pihaknya
selama ini. Nada saling tinggi, suasana tegang, mulai mencekam, tak ada suara siapapun di ruang rapat siang itu kecuali suara Drs.
Surdada SH dan Ir. N. Dhemo.
Karena merasa terus dibantah dan selalu dilawan oleh Ir. N.
Dhemo maka Drs. Surdada SH habis kesabarannya, ia bangkit dari duduknya dan
menggebrak meja “bragg!!”. Tak ada yang ditakuti oleh Ir. N. Dhemo, ia pun
bangkit dan balas “brakKkKkK!!!” meja digebraknya lebih keras. Kedua mata mereka
saling melotot dan saling berpandangan penuh menantang! Tak ada suara. Senyap.
Mata mereka terus beradu pandang. Senyap, tapi sangat tegang. Alih2 pelan tapi jelas terdengar suara tas kopor berkunci getaran otomatis buatan Korea terbuka dengan
sendirinya yang diakibatkan gebrakan tangan Drs. Surdada SH dan Ir. N. Dhemo.
Tas milik Ir. N. Dhemo terbuka lebar diatas meja yang digebrak mereka berdua. Tas itu bukan
berisi laptop atau pun uang. Tas itu ternyata berisi barang pujaan setiap orang saat ini yakni batu akik! Biji hitam yg ada di mata Drs. Surdada SH melirik perlahan kearah tas berisi batu akik, begitupun biji mata Ir. N. Dhemo. Biji mata mereka bersamaan kembali
saling pandang, dan kemudian saling senyum.
Tiba2 agenda pembicaraan rapat bukan lagi soal keterlambatan proyek melainkan membicarakan tentang batu akik, yang satu bertanya yang lainnya menjawab silih berganti. Tak
ada suara siapapun di ruang rapat itu, hanya suara mereka berdua saja, karena di
ruang rapat itu sedari tadi tak ada siapapun selain mereka berdua. Dalam suasana dingin,
adem dan santai mereka berdua masih terus bertukar pikiran soal batu akik.
Ketika tulisan ini diturunkan mereka berdua yg merupakan (pasien lama) masih saja
membicarakan batu akik sambil menunggu kunjungan Ellena Mirani, si dokter cantik
yang bekerja di RSJ itu.*
No comments:
Post a Comment