Friday, May 22, 2015

Rapat Batu Akik

Rapat siang itu yang dipimpin oleh Drs. Surdada SH benar-benar bisa dikatakan isinya hanya “baku-hantam” antara pihak Pemilik Proyek (Client) dengan Kontraktornya.

Pihak Client hanya bisa menyalahkan pihak Kontraktor atas semua keterlambatan penyelesaian sebuah proyek. Pihak Kontraktor yang dikomandani Ir. N. Dhemo berusaha bertahan dan bahkan berani menyerang balik pihak Client.

Suasana saling serang dan panas sudah  berlangsung hampir satu jam. Pihak Client yang dikomandani Drs Surdada SH sedikitpun tak mau mengakui kekeliruan-kekeliruan yang dibuat para anak buahnya di lapangan. Sebaliknya Ir. N. Dhemo dengan bermuka merah darah membela mati-matian segala upaya yang telah dilakukan pihaknya selama ini. Nada saling tinggi, suasana tegang, mulai mencekam, tak ada suara siapapun di ruang rapat siang itu kecuali suara Drs. Surdada SH dan Ir. N. Dhemo.

Karena merasa terus dibantah dan selalu dilawan oleh Ir. N. Dhemo maka Drs. Surdada SH habis kesabarannya, ia bangkit dari duduknya dan menggebrak meja “bragg!!”. Tak ada yang ditakuti oleh Ir. N. Dhemo, ia pun bangkit dan balas “brakKkKkK!!!” meja digebraknya lebih keras. Kedua mata mereka saling melotot dan saling berpandangan penuh menantang! Tak ada suara. Senyap.

Mata mereka terus beradu pandang. Senyap, tapi sangat tegang. Alih2 pelan tapi jelas terdengar suara tas kopor berkunci getaran otomatis buatan Korea terbuka dengan sendirinya yang diakibatkan gebrakan tangan Drs. Surdada SH dan Ir. N. Dhemo. Tas milik Ir. N. Dhemo terbuka lebar diatas meja yang digebrak mereka berdua. Tas itu bukan berisi laptop atau pun uang. Tas itu ternyata berisi barang pujaan setiap orang saat ini yakni batu akik! Biji hitam yg ada di mata Drs. Surdada SH melirik perlahan kearah tas berisi batu akik, begitupun biji mata Ir. N. Dhemo. Biji mata mereka bersamaan kembali saling pandang, dan kemudian saling senyum.

Tiba2 agenda pembicaraan rapat bukan lagi soal keterlambatan proyek melainkan membicarakan tentang batu akik, yang satu bertanya yang lainnya menjawab silih berganti. Tak ada suara siapapun di ruang rapat itu, hanya suara mereka berdua saja, karena di ruang rapat itu sedari tadi tak ada siapapun selain mereka berdua. Dalam suasana dingin, adem dan santai mereka berdua masih terus bertukar pikiran soal batu akik.

Ketika tulisan ini diturunkan mereka berdua yg merupakan (pasien lama) masih saja membicarakan batu akik sambil menunggu kunjungan Ellena Mirani, si dokter cantik yang bekerja di RSJ itu.*

No comments:

Post a Comment