Masa kecilku dikenalkan ibuku pada kompor berbahan bakar minyak gas (minyak tanah, minyak lantung). Bertambah umur, mungkin kerna ekonomi bapakku membaik berubahlah menjadi kompor berbahan bakar gas. Botol gas 30 kiloan. Tak lama gas alam masuk ke area rumah ibuku, aku yang meng-iya-kan saat ibu meminta bantuan padaku. Bapakku sudah almarhum dan aku sudah berpenghasilan. Aku bisa punya uang seperti sekarang ini kerna jerih payah bapakku dan dengan semangat ibuku. Seingatku begitu.
Dulu saat ibuku masih hidup pernah bercerita, rumah mbah berkompor dari bata yang disemen, tungku. Bahan bakarnya kayu kering. Aku mendengarnya biasa saja cerita itu. Waktupun berlalu.
Penugasanku di Cepu tempo waktu telah mempertemukanku dgn isi cerita ibuku itu. Hampir disetiap warung yang kusinggahi maka kumasuki hingga ke dapur. Ada cerita ibuku disitu: tungku.
No comments:
Post a Comment