Sunday, June 21, 2015

Ngabuburit Tak Populer

Kebetulan sekali selama ramadlan 1436H yg baru berjalan 3 hari dan memasuki 4 hari ini saya ditugaskan keluar kota. Selain menunaikan tugas kantor, kesempatan ini saya gunakan untuk melakukan observasi atau pengamatan terhadap kebiasaan orang yang "ngabuburit".

Ngabuburit itu ternyata kalo saya amati lebih banyak sia2nya dari pada manfaatnya. Lebih banyak buang2 waktu dan bahkan uang. Mendingan buat baca buku, tadarus, dll.

Tapi disisi lain yg saya amati juga bahwa ngabuburit banyak manfaatnya dibanding ruginya (lho kok saya plin-plan?), yaitu, bisa bersilaturahim dgn kawan2, berdiskusi, mengenal dunia sekitar, dll.

Kembali ke soal pengamatan.
Pengamatan saya dalam tiga hari berpuasa ini disetiap sore menjelang buka puasa adalah mendatangi tempat2 tukang pangkas rambut. Tukang pangkas yg saya kunjungi ada di tiga kota: Palembang, Jakarta dan Cirebon.

Di hari pertama puasa saya amati 2 tukang pangkas di Palembang yakni disekitar Simpang Patal, hari kedua puasa saya amati 3 tukang pangkas di kawasan Tebet-Cawang Jakarta, dan di hari ketiga saya amati 2 tukang pangkas di sepanjang jalan Tuparev Cirebon.

Dari total 7 tukang pangkas yg saya amati (saya tanya2 juga ke para tukang pangkas rambut tsb) tidak ada satupun orang yg ngabuburit sambil potong rambut. Alasan 7 tukang pangkas di tiga kota itu hampir sama: jika ada orang yg hobinya ngabuburit sambil pangkas rambut tiap sore maka rambut orang itu bisa habis alias botak selain boros uang. Itu kesimpulannya. Ada yg ingin menambahkan? Silahkan!*

No comments:

Post a Comment